Kamis, 09 Desember 2010

Masyarakat Perkotaan VS Masyarakat Pedesaan

,
Pertama kita akan membahas pengertian dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat menurut Paul B. Horton & C. Hunt merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut,. Dari penjabaran tentang masyarakat secara umum tadi, sekarang kita akan membahas tentang masyarakat lebih spesifik lagi, dan kita membaginya kedalam Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan. Kedua-duanya memiliki definisinya masing-masing. Masyarakat Perkotaan(Urban Community) didefinisikan lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan Masyarakat Pedesaan. Kita ambil contoh tentang perubahan-perubahan social dan budaya, jika di kota, kita lebih terbuka menerima pengaruh-pengaruh social ataupun budaya dari luar, sedangkan di desa, mereka lebih tertutup dan menjunjung tinggi nilai adat yang mereka percayai.

Ada beberapa cirri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, diantaranya :

1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.

3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.

4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.

5. Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi.

6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.

Sementara itu di pedesaan masyarakatnya memiliki ciri-ciri :

•Memiliki pergaulan hidup yang saling kenal mengenal.
•Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
•Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum dan sangat dipengaruhi kondisi alam seperti : iklim,keadaan, kekayaan alam.
•Sistem kehidupannya berkelompok
•Termasuk masyarakat yang homogen dalam hal mata pencaharian, agama, adat- istiadat.
•Homogenitas Sosial, hubungan primer serta control social yang ketat
•Gotong-royong
•Dan magis serta religius

Dalam kenyataan social, banyak masyarakat pedesaan mengadu nasib di ibu kota, mereka beranggapan jika ingin sukses dan berhasil harus bekerja di ibu kota, dan kebanyakan dari mereka hanya bermodal keinginan yang kuat dan modal nekat saja. Dan akhirnya, kebanyakan dari mereka justru mengalami hal yang berlawanan dengan apa yang mereka impi-impikan, seperti menjadi gelandangan, pemulung bahkan ada yang sampai bunuh diri karena tidak kuat melwan ganasnya kehidupan di perkotaan.Sesungguhnya anggapan mereka itu salah, sebenarnya menurut saya peluang kerja bagi mereka didesa itu lebih besar, misalkan mereka bisa bercocok tanam dan beternak , karena disana masih banyak lahan yang bias dimanfaatkan sebagai lading penghidupan mereka. Dibandingkan mereka berkelana ke kota dengan tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan dikota, lebih baik mereka tetap didesa dan karena peluang mereka lebih besar didesa.Dimana kita ketahui bahwa kehidupan dikota itu lebih individualis, mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri, bagaimana untuk bias bertahan di ibukota ini, yang katanya lebih kejam dibandingkan ibu tiri. Berbeda dengan masyarakat yang tinggal didesa, mereka lebih cooperative atau lebih mengutamakan gotong-royong, yang merupakan ciri-ciri dari masyarakat Indonesia yang sesungguhnya.




Sumber referensi :
http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/06/pengertian-masyarakat-perkotaan.html
http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia

READ MORE - Masyarakat Perkotaan VS Masyarakat Pedesaan

Rabu, 01 Desember 2010

Pelapisan Sosial(Stratifikasi Sosial)

,
Apa itu pelapisan sosial ? Pelapisan sosial itu sendiri memiliki pengertian pembedaan atau pengelompokan warga Negara atau anggota masyarakat secara bertingkat. Seperti yang diungkapakan oleh Pitrim A.Sorokin mengenai pelapisan social, dia berpendapat bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat dengan perwujudannya adalah lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan lapisan-lapisan di bawahnya. Hal atau faktor yang mempengaruhi adanya pelapisan sosial tersebut diantaranya adalah :
• Kekayaan
Kekayaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat kedalam lapisan social, dimana barang siapa yang memiliki harta kekayaan yang banyak dan melimpah maka mereka akan termasuk kedalam lapisan teratas dalam system pelapisan social. Sebaliknya, jika tidak mempunyai kekayaan maka akan digolongkan kedalam lapisan terendah.
• Kekuasaan dan Wewenang
Seseorang yang mempunyai wewenang dan kekuasaan paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan social.
• Ukuran Kehormatan
Orang yang disegani atau orang yang dihormatkan menempati lapisan atas dalam system pelapisan social, hal ini terlepas dari ukuran kekayaan ataupun kekuasaan.
• Ilmu Pengetahuan
Jika kita memiliki Ilmu pengetahuan yang tinggi akan menempati lapisan atas juga di dalam system pelapisan social, pengetahuan ini biasanya terdapat dalam suatu gelar akademik, seperti doctor, insinyur, professor.

Padahal yang kita ketahui bahwa di mata hukum setiap warga Negara memiliki derajat yang sama, baik itu gelandangan ataupun seorang presiden sekalipun, di mata hukum mereka tetap sama atau sederajat, seperti tercantum dalam Undang-Undang Dasar pasal 27 ayat 1. Jadi, menurut saya seharusnya penggolongan tersebut harus di tiadakan, karena pada umumnya Negara kita, yaitu Indonesia lebih memaknai persamaan hidup berdasarkan cultural yang berdasarkan adat-istiadat, bukan terhadap kekayaan, kekuasaan, kehormatan ataupun Ilmu pengetahuan. Karena Indonesia itu satu, bukan terbagi-bagi atas golongan tinggi atau golongan rendah yang ada hanyalah perbedaan kultur adat-istiadat dimana dari perbedaan kultur inilah Indonesia terbentuk dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, dan semboyan inilah yang harus kita tanam sejak dini di dalam hati kita.






Sumber referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial

READ MORE - Pelapisan Sosial(Stratifikasi Sosial)

Sabtu, 27 November 2010

Apa itu LINUX ?

,
Sejarah LINUX berawal dari pengembangan system operasi yang bernama UNIX, yang di kembangkan oleh Ken Thompson dan Dennis Ritchie, dimana mereka berdua berasal dari AT&T Bell labs pada tahun 1968. Karena tujuan dari dibuatnya UNIX adalah sebagai system operasi yang multi user dan multi tasking, maka UNIX ditulis ulang menggunakan bahasa C, karena sebelumnya UNIX ditulis menggunakan bahasa B. Berawal dari UNIX inilah Linux muncul. Ide membuat Linux ini muncul dari seorang mahasiswa yang bernama Linus Trovalds yang bertujuan untuk membuat suatu system operasi gratis namun dengan kemampuan setara dengan UNIX dan dapat kompatibel dengan PC(Personal Computer). Pada September 1991, Linux diluncurkan untuk pertama kalinya dengan panjang source code 10.239 lines versi 0.01. Perkembangan selanjutnya Linux meluncurkan versi 0.95 yang dianggap rilis paling penting, karena mampu menjalankan X Windows System. Pada awalnya Linux diluncurkan dibawah lisensi yang melarang komersilitas, akan tetapi seiring perkembangannya, Linus Trovalds mengubah lisensinya menjadi GNU General Public License. Dibawah lisensi ini mengijinkan pendistribusian atau bahkan penjualan versi Linux yang sudah dimodifikasi tetapi dengan catatan bahwa semua distribusi tersebut harus dibawah Lisensi GNU GPL dan harus dengan source code programnya. Linux juga memiliki beberapa kelebihan yang setara dengan UNIX, antara lain :
• Multi Thread
• Multi User
• Multi Processing
• Manajemen Memori yang bagus
• File systemnya stabil
• Ketersedian source code
• Securitas
• Dan tersedia dalam live CD

READ MORE - Apa itu LINUX ?

Pengertian DOS dan beberapa Perintah Dasar DOS

,
DOS merupakan suatu sistem operasi yang menggunakan Interface Command Line yang digunakan para pengguna computer pada era tahun 1980-an untuk fasilitas booting computer dan menjalankan beberapa aplikasi software,seperti WS dan Lotus. Dalam penulisannya DOS memiliki beberapa aturan, diantaranya adalah :
• Nama file maksimal terdiri dari 8 karakter
• Nama ekstensi paling banyak terdiri dari 3 karakter
• Nama file dan nama ekstensi dipisahkan oleh titik
• Huruf kecil dan besar dianggap sama(non-case sensitive)

DOS memiliki perintah Internal dan perintah Eksternal.

Perintah Internal adalah perintah dimana semua intruksinya disimpan dalam command.com, tidak perlu adanya penambahan file. Berikut beberapa bentuk perintah Internal :

• Date(untuk melihat atau mengubah tanggal )
• Time(untuk melihat dan mengubah waktu)
• Ver(untuk melihat versi DOS yang digunakan
• Cls(untuk membersihkan layar)
• Dir(untuk menampilkan isi suatu direktori)
• Md/mkdir(untuk membuat direktori)
• Cd/chdir(untuk berpindah dari 1 direktori ke direktori lain)
• Rd/rmdir(untuk menghapus direktori)
• Type(untuk menampilkan isi file kelayar)
• Copy(untuk menyalin file yang satu ke file yang lain)
• Ren/rename(untuk mengubah nama file direktori)
• Del/delete(untuk menghapus file)
• Prompt(untuk mengubah command promt DOS)

Perintah Eksternal adalah perintah yang dapat dijalankan jika file system untuk operasionalnya terdapat pada disk(hardisk atau disket). Berikut beberapa bentuk perintah Eksternal :

• Attrib(untuk menambahkan atau menghapus atribut suatu file)
• CHKDSK(untuk melihat informasi dan kondisi mengenai suatu disket)
• Deltree(untuk menghapus direktori beserta file-file didalamnya)
• Format( untuk mengeset atau mengatur ulang agar disket dapat digunakan dalam operasi penyimpanan dan pengolahan data)
• FDISK(untuk membuat partisi di DOS)
• DISKCOPY(untuk menduplikasi disketpersis dengan disk sumbernya)

READ MORE - Pengertian DOS dan beberapa Perintah Dasar DOS

Rabu, 24 November 2010

Warga Negara dan Negara

,
Warga Negara dan Negara memiliki pengertian yang berbeda. Warga Negara merupakan individu atau sekelompok individu yang menempati atau mendiami wilayah tertentu yang memiliki keterikatan hukum ataupun aturan-aturan dengan wilayah yang ditempatinya, sedangkan Negara merupakan suatu kelompok atau beberapa kelompok manusia yang membuat suatu pemerintahan dalam suatu wilayah yang mengatur tata tertib serta keselamatan kelompok manusia tersebut melalui hokum yang bersifat mengikat dan memaksa. Warga Negara dan Negara memiliki rasa saling ketergantungan satu sama lain demi kemajuan dan kesejahteraan bersama, sebagai warga negara mereka harus membela negara dan negara harus menjamin kesejahteraan warga negaranya. Dalam terbentuknya suatu Negara harus memenuhi beberapa unsur, diantaranya :

1). Unsur Konstitutif, yang terdiri dari : Wilayah(darat, laut, udara), Warga Negara(Penduduk) dan Pemerintahan yang berdaulat(Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif).
2). Unsur Deklaratif, yang terdiri dari Undang-undang Dasar , tujuan Negara serta pengakuan dari Negara lain( De facto ataupun De jure).

Sebagi warga Negara memiliki hak-hak yang telah diatur oleh Negara dalam pasal-pasal yang diatur didalam Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya :

1. Pasal 26( Hak untuk menjadi warga Negara)
2. Pasal 27 ayat 1(Hak atas kedudukan yang sama di mata hokum)
3. Pasal 27 ayat 2(Hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak)
4. Pasal 27 ayat 3(Hak untuk bela Negara)
5. Pasal 28A(Hak untuk hidup)
6. dan lain-lain hingga pasal 31 ayat 1( Hak mendapatkan pendidikan)

Selain memiliki hak, warga Negara juga memiliki kewajiban kepada negaranya, yaitu :

1. Melaksanakan dan mematuhi aturan hokum yang berlaku
2. Menghargai hak orang lain
3. Mempunyai rasa perhatian yang tinggi terhadap kebutuhan masyarakat
4. Bersedia bela Negara jika dibutuhkan
5. Membayar pajak Negara
6. dan lain-lain

Setelah mebahas mengenai Hak dan Kewajiban Warga Negara, kita akan membahas mengenai peranan warga Negara. Sebagai warga Negara kita harus memiliki pernan demi kemajuan Negara untuk kepentingan bersama bukan untuk kepentingan pribadi ataupun kepentingan suatu golongan. Peranan-peranan tersebut bias berbentuk buah pikiran ataupun dalam bentuk suatu tindakan. Berikut beberapa peranan warga Negara :

• Ikut berpartrisipasi dalam pelaksanaan kebijakan publik.
• Menjungjung tinggi hukum dan pemerintahan
• Berpartisipasi dalam pembangunan nasional
• Menjaga lingkungan sekitar demi kebersihan dan kesehatan bersama
• Menciptakan kerukunan antara umat beragama
• Memajukan pendidikan nasional
• Berpartisipai ketika diadakan pemilu
• Mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Negara

Berdasarkan pemaparan tentang warga Negara dan Negara yang telah dibahas, saya menyimpulkan bahwa kita sebagai warga Negara harus berperan aktif demi kemajuan Negara, dengan tidak hanya menuntut hak kita sebagai warga negara, tetapi kita juga harus melakukan kewajiban serta peranan-peranan kita terhadap Negara. Dimata hukum kita semua itu sama, siapa yang melanggar harus dikenakan sanksi atau hukuman yang telah diatur oleh hukum yang berlaku, baik itu presiden, pejabat Negara atu rakyat biasa sekalipun semua itu sama di mata hukum. Akan tetapi dalam kenyatannya masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam proses pemasyarakatan mulai dari melalaikan kewajiban serta peranan kita terhadap Negara. Oleh sebab itu kita sebagai warga Negara Indonesia harus sadar akan kewajiban serta peranan kita terhadap Negara kita tercinta yaitu Indonesia, demi terwujudnya Indonesia yang damai, makmur adil dan sejahtera.

READ MORE - Warga Negara dan Negara

Kamis, 28 Oktober 2010

Mengenal Lebih Jauh Tentang Identitas Sang Remaja

,
Kebutuhan psikologis remaja sedikit unik jika dibandingkan dengan tahap kehidupan yang lain. Kebutuhan psikologis yang khas pada seorang remaja, antara lain adalah kebutuhan untuk mengenal diri sendiri, kebutuhan untuk dianggap sebagai individu yang unik kebutuhan akan integritas diri, yaiut untukditerima di lingkungannya tanpa sikap curiga dan bertanya-tanya dari orang lain, dan kebutuhan untuk menjadi pribadi yang mandiri. Sejalan dengan tahap kehidupannya yang unik itu, remaja memiliki tugas perkembangan. Menurut Havighurst, tugas perkembangan merupakan tugas-tugas yang timbul pada atau kira-kira berada pada masa perkembangan tertentu dalam kehidupan seseorang. Berhasilnya tugas ini akan membawa kebahagian dan diharapkan bisa membawa keberhasilan pula pada tugas-tugas perkembangan berikutnya. Sebaliknya bila gagal, hal itu akan menyebabkan ketidakbahagiaan peda diri pribadi yang bersangkutan, bahkan mungkin yang bersangkutan tidak diterima oleh masyarakatnya, sehingga ia akan mengalami kesulitan untuk mencapai tugas-tugas perkembangan selanjutnya. Tugas perkembangan remaja meliputi hal-hal yang semestinya dilakukan oleh para remaja agar dapat melaksanakan peranannya dengan sebaik mungki untuk kehidupan di masa remaja dan mempersiapkan diri menjelang masa dewasa. Tugas-tugas itu meliputi :
• Menerima keadaan fisiknya dan menjalankan perannya sebagai pria atau wanita.
• Mengadakan hubungan pertemanan dengan teman sebayanya darikedua jenis kelamin, terutama dengan lawan jenis.
• Mendapatkan kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa.
• Mengembangkan keterampilan intelektual untuk menjadi warga masyarakat yang berguna dan baik.
• Bertingkahlaku yang dapat diterima oleh masyarakat.
• Menyiapkan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga.
• Menentukan dengan penuh kesadaran nilai-nilai yang benar dan salah.
• Menyiapkan diri dengan kualitas mentzl yang kelak diperlukan di dunia kerja.
Dalam masa remaja ada beberapa tahap perkembangan berdasarkan usia.
Pertama, Tahap remaja awal(usia 14-17 tahun untuk laki-laki dan 13-17 tahun uuntuk perempuan).
Pada tahapan ini remaja memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
• Terjadi perubahanfisik dan kejiwaan yang cepat dan berdampak pada perubahan tugas, tanggung jawab, hak, kewajiban, hubungan dengan orang tua, dan orang lain. Pada masa ini terjadi perubahan sikap terhadap diri sendiri, orang tua, teman, dan guru.
• Masa gejolak emosi atau perasaan. Seorang remaja sering menjadi pemarah, iri hati, cemburu. Tidak jarang pula seorang remaja merasa benci pada orang tua, atau kurang memiliki perhatian pada hal-hal atau orang-orang yang tidak diminatinya.
• Tidak stabil, seperti emosi yang cepat berubah dan meledak-ledak, cepat bosan atau sulit dalam hal berkonsentrasi.
• Merasa banyak masalah, dan yang paling menonjol adalah mereka merasa bahwa tidak ada orang yang mau memahami mereka.
• Adanya usaha yang keras untuk duhargai dan diakui keberadaannya. Usaha ini dilakukan dengan berbagai cara, bahkan kadang tidak dipikirkan aspek negative maupun positifnya.
Kemudian yang kedua tahapan masa remaja akhir (usia 17-21 tahun untuk laki-laki ataupun perempuan).
Pada tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Emosi, minat, konsistensi cara berfikir lebih stabil.
• Meningkatnya kemampuan untuk mengatasi masalah.
• Tidak lagi terlalu terganggu oleh perhatian orang tua yang berkurang.
• Semakin realistis dalam menyikapi hidup.
• Minat terhadap symbol-simbol kedewasaan (seperti seks, pekerjaan, perkawinan), semakin meningkat.
Karakteristik remaja pada tahap awal sering menggangu hubungan antara remaja dengan orang dewasa. Kesalahpahaman dan kekurangsesuaian dalam penyesuaian diri di antara mereka seringkali menimbulkan ketegangan dan persoalan, seperti kenakalan remaja. Saling memahami seangat diperlukan untuk menjaga hubungan yang harmonis antara remaja dan orang dewasa.
Masa remaja menjadi menyenangkan tatkala para remaja mengisi waktunya dengan segala kegiatan positif yang bermanfaat. Banyak kegiatan yang bisa dilaksanakan di sekolah, lingkungan masyarakat, atau dalam kelompok-kelompok. Kita harus pandai membawa diri. Jangan ikut arus yang salah, atau keliru dalam mencari teman bergaul. Pada masa remaja yang penuh gejolak ini para remaja tetap harus berani dalam mengambil sikap yang tegas terhadap pilihan yang ada di lingkungan hidupnya. Isilah waktumu dengan kegiatan yang positif!!



Sumber resensi : Buku karangan B.Renita Mulyaningtyas dan Yusup Purnomo
Hadiyanto tentang Bimbingan Konseling SMA kelas X
Terbitan : ESIS

READ MORE - Mengenal Lebih Jauh Tentang Identitas Sang Remaja

Kamis, 21 Oktober 2010

Faktor yang Mempengaruhi dan Pemahaman Emosi Individu

,
Faktor yang mempengaruhi dan Pemahaman Emosi Individu
Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap perkembangan individu adalah faktor lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis. Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya. Melalui lingkungan bisa membentuk individu sebagai makhluk sosial, sehingga kenyataannya akan menuntut suatu keharusan sebagai makhluk sosial untuk saling berinteraksi dan bergaul satu dengan yang lainnya. Terputusnya hubungan manusia dengan masyarakat manusia pada tahun-tahun permulaan perkembangannya, akan mengakibatkan berubahnya tabiat manusia sebagai manusia. Disamping itu lingkungan dapat pula membentuk wajah budaya bagi individu. Lingkungan dengan keanekaragaman dan kekayaannya merupakan sumber inspirasi dan daya cipta untuk diolah menjadi kekayaan budaya bagi dirinya. Lingkungan dapat membentuk pribadi seseorang, karena manusia hidup adalah manusia yang berfikir dan serba ingin tahu serta mencoba-coba terhadap segala apa yang tersedia di alam.

Kemudian suatu individu juga dipengaruhi oleh faktor keturunan yang merupakan pembawaan sejak lahir. Berbeda dengan faktor lingkungan, faktor keturunan pada umumnya cendrung bersifat kodrati yang sulit untuk di modifikasi. Seberapa kuat pengaruh keturunan sangat bergantung pada besarnya kualitas dari gen yang dimiliki oleh orang tuanya. Dalam faktor keturunan berlaku beberapa asas yang mendasari pemikiran dari faktor keturunan tersebut. Pertama Asas Reproduksi yang berpendapat bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri perilaku yang diturunkan orang tua kepada anaknya hanyalah bersifat reproduksi, yaitu memunculkan kembali mengenai apa yang sudah ada pada hasil perpaduan benih saja, dan bukan didasarkan pada perilaku orang tua yang diperolehnya melalui hasil belajar atau hasil berinteraksi dengan lingkungannya, kedua Asas Variasi yang berpendapat bahwa penurunan sifat pembawaan dari orang tua kepada anak-anaknya akan bervariasi, baik mengenai kuantitas maupun kualitasnya. Ketiga Asas Regresi Filial berpendapat bahwa terjadi pensurutan sifat atau ciri perilaku dari kedua orangtua pada anaknya yang disebabkan oleh gaya tarik-menarik dalam perpaduan pembawaan ayah dan ibunya, sehingga akan didapati sebagian kecil dari sifat-sifat ayahnya dan sebagian kecil pula dari sifat-sifat ibunya. Keempat Asas Jenis Menyilang menurut asas ini bahwa apa yang diturunkan oleh masing-masing orang tua kepada anak-anaknya mempunyai sasaran menyilang jenis. Dan terakhir yaitu Asas konformitas yaitu bahwa seorang anak akan lebih banyak memiliki sifat-sifat dan ciri-ciri tingkah laku yang diturunkan oleh kelompok rasnya atau suku bangsanya.

Sesudah membahas individu dari segi faktor yang mempengaruhinya kini waktunya untuk membahas emosional dari suatu individu. Emosional dari suatu individu memiliki beberapa ciri yaitu lebih bersifat subyektif daripada peristiwa psikologis lainnnya seperti pengamatan dan berfikir, kemudian bersifat fluktuatif atau tidak tetap, dan banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera dan subyektif.Emosi diekspresikan dalam perilaku, emosi yang dihayati oleh seseorang diekspresikan dalam perilakunya, terutama dalam ekspresi roman muka dan suara/bahasa. Ekspresi emosi ini juga dipengaruhi oleh pengalaman, belajar dan kematangan. Perasaan dan emosi pada dasarnya merupakan dua konsep yang berbeda tetapi tidak bisa dilepaskan. Perasaan selalu saja menyertai dan menjadi bagian dari emosi. Perasaan merupakan pengalaman yang disadari yang diaktifkan oleh rangsangan dari eksternal maupun internal (keadaan jasmaniah) yang cenderung lebih bersifat wajar dan sederhana. Demikian pula, emosi sebagai keadaan yang terangsang dari organisme namun sifatnya lebih intens dan mendalam dari perasaan. Menurut Nana Syaodih Sukadinata (2005) perasaan menunjukkan suasana batin yang lebih tenang, tersembunyi dan tertutup ibarat riak air atau hembusan angin sepoy-sepoy sedangkan emosi menggambarkan suasana batin yang lebih dinamis, bergejolak, dan terbuka, ibarat air yang bergolak atau angin topan, karena menyangkut ekspresi-ekspresi jasmaniah yang bisa diamati.
Setiap orang memiliki pola emosional masing-masing yang berupa ciri-ciri atau karakteristik dari reaksi-reaksi perilakunya. Ada individu yang mampu menampilkan emosinya secara stabil yang ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengontrol emosinya secara baik dan memiliki suasana hati yang tidak terlau variatif dan fluktuatif. Sebaliknya, ada pula individu yang kurang atau bahkan sama sekali tidak memiliki stabilitas emosi, biasanya cenderung menunjukkan perubahan emosi yang cepat dan tidak dapat diduga-duga. Tingkat kematangan emosi (emotional maturity) seseorang dapat ditunjukkan melalui reaksi dan kontrol emosinya yang baik dan pantas, sesuai dengan usianya. Adalah hal yang wajar bagi seorang anak kecil usia 3-5 tahun, apabila dia merasa kecewa ketika tidak dipenuhi keinginannya untuk dibelikan permen coklat atau mainan anak-anak dan kemudian mengekspresikan emosinya dengan cara menangis dan berguling-guling di lantai. Tetapi, akan menjadi hal yang berbeda, jika hal itu terjadi pada seorang remaja atau dewasa dan jika hal itu benar-benar terjadi maka jelas dia belum menunjukkan kematangan emosinya.

Untuk itu kita sebagai seorang individu harus bisa memelihara emosi kita karena emosi sangat memegang peranan penting dalam kehidupan kita, emosi akan memberi warna kepada kepribadian, aktivitas serta penampilannya dan juga akan mempengaruhi kesejahteraan dan kesehatan mentalnya. Agar kesejahteraan dan kesehatan mental ini tetap terjaga, maka individu perlu melakukan beberapa usaha untuk memelihara emosi-emosinya yang konstruktif seperti pemikiran James C. Coleman (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005) yaitu bangkitkan rasa humor, peliharalah selalu emosi-emosi yang positif, jauhkanlah emosi-emosi yang negative, senatiasalah berorientasi kepada kenyataan, dan terakhir dengan mengurangi dan menghilangkan emosi yang negatif. Apabila individu telah terlanjur menghadapi emosi yang negatif, segeralah berupaya untuk mengurangi dan menghilangkan emosi-emosi tersebut. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui: pemahaman akan apa yang menimbulkan emosi tersebut, pengembangan pola-pola tindakan atau respons emosional, mengadakan pencurahan perasaan, dan pengikisan akan emosi-emosi yang kuat.




Sumber Referensi :

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/06/09/memahami-emosi-individu/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/07/pengaruh-lingkungan-terhadap-individu/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/faktor-keturunan-dan-individu/

READ MORE - Faktor yang Mempengaruhi dan Pemahaman Emosi Individu

Kamis, 14 Oktober 2010

Multikultural di Indonesia

,
Masyarakat Multikultural dan Penyelesaiannya
Masyarakat indonesia dan kompleks kebudayaannya masing-masing plural (jamak ) dan heterogen (anekaragam). Pluralitas sebagai kontradiksi dari singularitas mengindikasikan adanya suatu situasi yang terdiri dari kejamakan, yaitu dijumpainya berbagai sub kelompok masyarakat yang tidak bisa di satu kelompokkan satu dengan yang lainnya, demikian pula dengan kebudayaan mereka, sementara heterogenitas merupakan kontraposisi dari homogenitas mengindikasi suatu kualitas dari keadaan yang menyimpan ketidak samaan dalam unsur-unsurnya.

Pluralisme masyarakat dalam tatanan sosial agama, dan suku bangsa telah ada sejak jaman nenek moyang, kebhinekaan budaya yang dapat hidup berdampingan secara damai merupakan kekayaan yang tak ternilai dalam khasanah budaya nasional karena diunggulkannya suatu nilai oleh seseorang atau sekelompok masyarakat, bukan berarti tidak dihiraukannya nilai-nilai lainnya melainkan kurang dijadikannya sebagai acuan dalam bersikap dan berperilaku dibandingkan dengan nilai yang diunggulkannya. Sehingga permasalahan multicultural justru merupakan suatu keindahan bila indentitas masing-masing budaya dapat bermakna dan diagungkan oleh masyarakat pendukungnya serta dapat dihormati oleh kelompok masyarakat yang lain.

Upaya penyeragaman budaya seringkali dapat memperkuat penolakan dari budaya-budaya daerah, atau yang lebih parah bila upaya mempertahankan tersebut,justru disertai dengan menguatnya Etnosentrime. Etnosentrisme secara formal didefinisikan sebagai pandangan bahwa kelompok sendiri adalah pusat segalanya dan kelompok lain akan selalu dibandingkan dan dinilai sesuai dengan standar kelompok sendiri. Etnosentrisme membuat kebudayaan diri sebagai patokan dalam mengukur baik buruknya, atau tinggi rendahnya dan benar atau ganjilnya kebudayaan lain dalam proporsi kemiripannya dengan kebudayaan sendiri, adanya. kesetiakawanan yang kuat dan tanpa kritik pada kelompok etnis atau bangsa sendiri disertai dengan prasangka terhadap kelompok etnis dan bangsa yang lain.Orang-orang yang berkepribadian etnosentris cenderung berasal dari kelompok masyarakat yang mempunyai banyak keterbatasan baik dalam pengetahuan, pengalaman, maupun komunikasi, sehingga sangat mudah terprofokasi. Perlu pula dipahami bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih berada pada berbagai keterbatasan tersebut.

Dengan pemahaman landasan sosial budaya masyarakat Indonesia yang bercorak pada masyarakat majemuk (plural society) perlu memperoleh perhatian dan dikaji kembali, karena ideology masyarakat majemuk lebih menekankan pada keanekaragaman suku bangsa akan sangat sulit untuk diwujudkan dalam masarakat yang demokratis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk mencapai tujuan proses-proses demokratisasi, ideology harus digeser menjadi ideology keanekaragaman budaya atau multi kulturalisme.

Dalam kemajemukan masyarakat Indonesia yang nampak menyolok adalah penekakanan pada pentingnya kesukubangsaan yang terwujud dalam komunitas-komunitas suku bangsa, dan digunakannya kesukubangsaan tersebut sebagai acuan utama bagi jati diri individu.Di sisi lain masih ada sentimen-sentimen kesuku bangsaan yang memiliki potensi pemecah belah dan penghancuran sesama bangsa Indonesia karena masyarakat majemuk menghasilkan batas-batas suku bangsa yang didasari oleh stereotip dan prasangka yang menghasilkan penjenjangan social. Konflik-konflik yang terjadi antar etnik dan antar agama yang terjadi, sering kali berintikan pada permasalahan hubungan antara etnik asli setempat dengan pendatang, konfkil –konflik itu terjadi karena adanya pengaktifan secara berlebihan jatidiri etnik untuk solidaritas dalam memperebutkan sumber daya yang ada.

Namun semua kemajemukan tersebut dapat kita atasi, pertama dengan membangun kehidupan multikultural yang sehat yang dilakukan dengan meningkatkan toleransi dan apresiasi antarbudaya dimana dapat kita awali dengan peningkatan tingkat pengetahuan masyarakat tentang kebhinekaan budaya, dengan berbagai model pengenalan ciri khas budaya tertentu, terutama psikologi masyarakat yaitu pemahaman pola perilaku khusus masyarakatnya. Kemudianbisa juga dengan Peningkatan peran media komunikasi, untuk melakukan sensor secara substantif yang berperan sebagai korektor terhadap penyimpangan norma sosial yang dominan, dengan melancarkan tekanan korektif terhadap subsistem yang mungkin keluar dari keseimbangan fungsional.Dan yang terakhir dapat di upayakan dengan strategi pendidikan yang berbasis budaya, yang dapat menjadi pilihan karena pendidikan berbasis adat tidak akan melepaskan diri dari prinsip bahwa manusia adalah faktor utama, sehingga manusia harus selalu merupakan subyek sekaligus tujuan dalam setiap langkah dan upaya perubahan.








Sumber referensi :Tulisan Endang Poerwanti -Lembaga Kebudayaan - Universitas Muhammadiyah Malang

READ MORE - Multikultural di Indonesia

Rabu, 29 September 2010

Tugas ISD "Manusia"

,
Namaku Usman Gumanti,teman-teman biasa memanggilku Usman. Aku lahir di Jakarta pada tanggal 14 Februari 1993. Aku berasal dari keluarga yang sederhana, Ayahku bekerja sebagai seorang wiraswastawan,sedangkan Ibuku hanya seorang Ibu rumah tangga. Aku anak pertama dari dua bersaudara, aku memiliki adik perempuan yang bernama Rita Zahara dan aku selisih tiga tahun dari dia. Awalnya aku tinggal di daerah Klender hingga aku tamat dari Taman Kanak-kanak, karena pada tahun 1999 aku sekeluarga pindah ke daerah Bekasi Timur dan menetap disini hingga saat ini.

Sifat yang paling melekat denganku adalah aku orangnya pendiam,tidak terlalu banyak omong sehingga aku sulit akrab dengan orang yang baru aku kenal,namun bukan berarti aku sombong. Kemudian aku juga orangnya teledor,sehingga orang tuaku sering mengingatkanku sebelum aku bepergian kemana-mana. Dan sifat terakhir yang melekat denganku adalah aku orangnya gak enakan untuk menolak ajkan orang, sehingga aku sering memaksakan diri untuk menuruti ajakan tersebut.

Sejak SD hingga SMP sekolahku dekat dari rumah,sehingga tidak perlu mengeluarkan ongkos karena hanya berjarak beberapa ratus meter saja dari rumahku. Disekolah… aku anak yang biasa-biasa saja,tidak ada sesuatu yang menonjol. Namun ketika aku ingin melanjutkan ke SMA aku ingin sekali bersekolah di salah satu SMA favorit,karena aku sadar diri akan kemampuanku yang tidak terlalu pandai aku pun mempersiapkan diri dengan mengikuti bimbingan belajar di salah satu tempat bimbel dekat rumahku. Akhirnya usahaku pun tidak sia-sia, aku diterima di SMA tersebut,hatiku pun senang melihat daftar namaku tercetak dipapan penerimaan siswa.

Akan tetapi selama menjalani pendidkan di SMA aku menkalaninya dengan santainya, padahal di SMA ada program penjurusan yaitu IPA dan IPS,orang tuaku pun menuntut supaya aku masuk ke jurusan IPA,akan tetapi nilai-nilaiku pada smester 1 sangatlah mengecewakan, hasilnya sangat jauh dari kriteria untuk bisa masuk jurusan IPA.Pada saat itu orang tua ku pun memarahiku karena hasil nilai raportku sangat buruk karena…disatu sisi orang tuaku menuntutku untuk masuk jurusan IPA. Mereka berpendapat bahwa jika masuk IPA akan mudah untuk melanjutkan ke Universitas karena jurusan IPA bisa diterima di jurusan apapun. Dari situ akupun merenung dan mulai mengurangi main untuk memenuhi keinginan orang tuaku.

Hidupku pun terasa berubah,karena biasanya aku hanya bermain dan bermain..namun sekarang aku harus selalu belajar dan belajar.Mulai dari pagi hari mengikuti bimbel di sekolah,siang hari hingga sore belajar di sekolah dan malam harinya harus mengerjakan PR dan mengulang pelajaran yang telah dibahas di sekolah,begitulah aktifitas yang kulakukan setiap harinya. Dan di kelas pun aku memberanikan diri untuk aktif dengan sering maju kedepan untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru-guru.

Setelah menjalani hari-hari yang melelahkan, pembagian rapor semester 2 pun dibagikan. Di situ aku tegang, akankah usahaku berbuah manis sehingga aku bisa di terima di jurusan IPA atu tidak. Ketika Ibuku keluar dari ruang pembagian rapor jantungku pun berdegup kencang, dan ketika aku bertanya kepada Ibuku bagaimana hasilnya…Ibuku hanya tersenyum, akupun penasaran dan melihat sendiri hasil raporku... dan ketika aku melihatnya aku pun berteriak dalam hati…YES AKU BERHASIL…aku diterima di jurusan IPA..dan hal yang tidak ku duga yakni aku berhasil masuk tiga besar dikelas dan tiga puluh besar di sekolah.
Sejak saat itu akupun berfikir jika kita mau kita pasti bisa,tidak ada yang tidak mungkin jika kita ingin berusaha. Dan akupun berhasil melalui UAN dengan lancar. Dan sekarang akupun melanjutkan untuk kuliah, dan sekarang aku pun terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Gunadarma di Kalimalang.

READ MORE - Tugas ISD "Manusia"
 

Usman_blog's Copyright © 2011 -- Template created by Usman Gumanti -- Powered by Blogger Templates