Kamis, 21 Oktober 2010

Faktor yang Mempengaruhi dan Pemahaman Emosi Individu

,
Faktor yang mempengaruhi dan Pemahaman Emosi Individu
Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap perkembangan individu adalah faktor lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis. Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya. Melalui lingkungan bisa membentuk individu sebagai makhluk sosial, sehingga kenyataannya akan menuntut suatu keharusan sebagai makhluk sosial untuk saling berinteraksi dan bergaul satu dengan yang lainnya. Terputusnya hubungan manusia dengan masyarakat manusia pada tahun-tahun permulaan perkembangannya, akan mengakibatkan berubahnya tabiat manusia sebagai manusia. Disamping itu lingkungan dapat pula membentuk wajah budaya bagi individu. Lingkungan dengan keanekaragaman dan kekayaannya merupakan sumber inspirasi dan daya cipta untuk diolah menjadi kekayaan budaya bagi dirinya. Lingkungan dapat membentuk pribadi seseorang, karena manusia hidup adalah manusia yang berfikir dan serba ingin tahu serta mencoba-coba terhadap segala apa yang tersedia di alam.

Kemudian suatu individu juga dipengaruhi oleh faktor keturunan yang merupakan pembawaan sejak lahir. Berbeda dengan faktor lingkungan, faktor keturunan pada umumnya cendrung bersifat kodrati yang sulit untuk di modifikasi. Seberapa kuat pengaruh keturunan sangat bergantung pada besarnya kualitas dari gen yang dimiliki oleh orang tuanya. Dalam faktor keturunan berlaku beberapa asas yang mendasari pemikiran dari faktor keturunan tersebut. Pertama Asas Reproduksi yang berpendapat bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri perilaku yang diturunkan orang tua kepada anaknya hanyalah bersifat reproduksi, yaitu memunculkan kembali mengenai apa yang sudah ada pada hasil perpaduan benih saja, dan bukan didasarkan pada perilaku orang tua yang diperolehnya melalui hasil belajar atau hasil berinteraksi dengan lingkungannya, kedua Asas Variasi yang berpendapat bahwa penurunan sifat pembawaan dari orang tua kepada anak-anaknya akan bervariasi, baik mengenai kuantitas maupun kualitasnya. Ketiga Asas Regresi Filial berpendapat bahwa terjadi pensurutan sifat atau ciri perilaku dari kedua orangtua pada anaknya yang disebabkan oleh gaya tarik-menarik dalam perpaduan pembawaan ayah dan ibunya, sehingga akan didapati sebagian kecil dari sifat-sifat ayahnya dan sebagian kecil pula dari sifat-sifat ibunya. Keempat Asas Jenis Menyilang menurut asas ini bahwa apa yang diturunkan oleh masing-masing orang tua kepada anak-anaknya mempunyai sasaran menyilang jenis. Dan terakhir yaitu Asas konformitas yaitu bahwa seorang anak akan lebih banyak memiliki sifat-sifat dan ciri-ciri tingkah laku yang diturunkan oleh kelompok rasnya atau suku bangsanya.

Sesudah membahas individu dari segi faktor yang mempengaruhinya kini waktunya untuk membahas emosional dari suatu individu. Emosional dari suatu individu memiliki beberapa ciri yaitu lebih bersifat subyektif daripada peristiwa psikologis lainnnya seperti pengamatan dan berfikir, kemudian bersifat fluktuatif atau tidak tetap, dan banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera dan subyektif.Emosi diekspresikan dalam perilaku, emosi yang dihayati oleh seseorang diekspresikan dalam perilakunya, terutama dalam ekspresi roman muka dan suara/bahasa. Ekspresi emosi ini juga dipengaruhi oleh pengalaman, belajar dan kematangan. Perasaan dan emosi pada dasarnya merupakan dua konsep yang berbeda tetapi tidak bisa dilepaskan. Perasaan selalu saja menyertai dan menjadi bagian dari emosi. Perasaan merupakan pengalaman yang disadari yang diaktifkan oleh rangsangan dari eksternal maupun internal (keadaan jasmaniah) yang cenderung lebih bersifat wajar dan sederhana. Demikian pula, emosi sebagai keadaan yang terangsang dari organisme namun sifatnya lebih intens dan mendalam dari perasaan. Menurut Nana Syaodih Sukadinata (2005) perasaan menunjukkan suasana batin yang lebih tenang, tersembunyi dan tertutup ibarat riak air atau hembusan angin sepoy-sepoy sedangkan emosi menggambarkan suasana batin yang lebih dinamis, bergejolak, dan terbuka, ibarat air yang bergolak atau angin topan, karena menyangkut ekspresi-ekspresi jasmaniah yang bisa diamati.
Setiap orang memiliki pola emosional masing-masing yang berupa ciri-ciri atau karakteristik dari reaksi-reaksi perilakunya. Ada individu yang mampu menampilkan emosinya secara stabil yang ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengontrol emosinya secara baik dan memiliki suasana hati yang tidak terlau variatif dan fluktuatif. Sebaliknya, ada pula individu yang kurang atau bahkan sama sekali tidak memiliki stabilitas emosi, biasanya cenderung menunjukkan perubahan emosi yang cepat dan tidak dapat diduga-duga. Tingkat kematangan emosi (emotional maturity) seseorang dapat ditunjukkan melalui reaksi dan kontrol emosinya yang baik dan pantas, sesuai dengan usianya. Adalah hal yang wajar bagi seorang anak kecil usia 3-5 tahun, apabila dia merasa kecewa ketika tidak dipenuhi keinginannya untuk dibelikan permen coklat atau mainan anak-anak dan kemudian mengekspresikan emosinya dengan cara menangis dan berguling-guling di lantai. Tetapi, akan menjadi hal yang berbeda, jika hal itu terjadi pada seorang remaja atau dewasa dan jika hal itu benar-benar terjadi maka jelas dia belum menunjukkan kematangan emosinya.

Untuk itu kita sebagai seorang individu harus bisa memelihara emosi kita karena emosi sangat memegang peranan penting dalam kehidupan kita, emosi akan memberi warna kepada kepribadian, aktivitas serta penampilannya dan juga akan mempengaruhi kesejahteraan dan kesehatan mentalnya. Agar kesejahteraan dan kesehatan mental ini tetap terjaga, maka individu perlu melakukan beberapa usaha untuk memelihara emosi-emosinya yang konstruktif seperti pemikiran James C. Coleman (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005) yaitu bangkitkan rasa humor, peliharalah selalu emosi-emosi yang positif, jauhkanlah emosi-emosi yang negative, senatiasalah berorientasi kepada kenyataan, dan terakhir dengan mengurangi dan menghilangkan emosi yang negatif. Apabila individu telah terlanjur menghadapi emosi yang negatif, segeralah berupaya untuk mengurangi dan menghilangkan emosi-emosi tersebut. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui: pemahaman akan apa yang menimbulkan emosi tersebut, pengembangan pola-pola tindakan atau respons emosional, mengadakan pencurahan perasaan, dan pengikisan akan emosi-emosi yang kuat.




Sumber Referensi :

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/06/09/memahami-emosi-individu/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/07/pengaruh-lingkungan-terhadap-individu/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/faktor-keturunan-dan-individu/

0 komentar to “Faktor yang Mempengaruhi dan Pemahaman Emosi Individu”

Posting Komentar

 

Usman_blog's Copyright © 2011 -- Template created by Usman Gumanti -- Powered by Blogger Templates